A Magic of Wine: Kenikmatan dalam Ciuman, Mulut, dan Pejaman Mata


Ritual minum wine. Itulah alasan bagi sebagian besar winers (penikmat wine) untuk jatuh cinta dan tergila-gila pada wine. “Mabuk” kepayang, not to mabuk beneran, begitu kata Indra Halim, salah seorang pengusaha wine di Medan. Kepuasan minum wine adalah kenikmatan dalam setiap tarikan aromanya. Memutar gelas perlahan… menghirupnya… menahan nafas sesaat… meneguknya… rasakan esensi di dalamnya, di lidah, pada langit-langit mulut, di sela-sela gigi… menebak kandungannya… aroma kayukah, tanahkah, sepatkah, maniskah, atau fruity… membiarkan mengalir ke tenggorokan… nikmati hangatnya… berdiam sejenak…

Putar lagi gelasnya… pejamkan mata lagi… nikmati lagi… Penikmat wine bercengkarama dengan diri sendiri. Wine seperti makhluk hidup, punya karakter khas, umur hidup, dan daya magis masing-masing untuk “menjebak” para winers dan membuatnya tergila-gila. “Wine itu seperti wanita,” kata Indra pula. “Kita harus mengenalnya, caranya, lihat dia, nikmati warnanya, ciumi dia, kecap dia, nikmatilah,” ujar Indra berandai-andai.

Wine memang punya daya magis. Daya magis bernama image yang telah dibangun manusia ratusan tahun silam. Ngewine (minum wine-red) lekat dengan kemewahan. Suasana yang cozy di lounge atau wine shop semakin membuat ngewine terkesan mewah. Inilah yang banyak dibeli orang, gaya hidup urban. Tak heran kebanyakan penikmatnya adalah para eksekutif muda berusia 25-45 tahun.

Indra Halim tak setuju dengan pendapat bahwa wine itu mahal. Seseorang yang ingin menikmati wine tak harus merogoh kocek jutaan atau ratusan ribu rupiah. Puluhan ribu pun cukup. “Wine itu sebenarnya enggak mahal kok. Kalau minum sama teman-teman, dalam kelompok social drink, harganya paling-paling 50 ribu perorang. Itu setara secangkir kopi di kafe. So wine itu enggak mahal kok,” katanya.

Tak cuma mewah, wine juga identik dengan kesan romantis nan elegan. Tengoklah adegan-adegan romantis dalam literatur-literatur, melodrama-melodrama, dan berbagai pertunjukan visual lainnya. Di meja makan malam spesial pasangan yang sedang fall in love terhidang wine. Wine di branding kesan mewah dan romantis. Penuh cinta dan kasih sayang yang agung. Tidak norak, apalagi nakal.

Tentu saja tidak nakal, sebab pasalnya, kadar alkohol dalam wine rata-rata tak lebih dari 20 persen. Bahkan wine dideklarasikan oleh WHO baik untuk kesehatan. Pastinya dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. “Not too much lah, apapun kalau kebanyakan enggak bagus,” komentar Indra.

“One glass wine the day, keep you away from doctor,” statement ini agaknya kian populer sekarang. Memang tak dapat dipungkiri segelas wine sehari baik untuk mencegah penyakit jantung, pembengkakan pembuluh darah, menjaga kesehatan hati, memperkuat imun, membangun ingatan lebih kuat, bahkan menurunkan berat badan.
Statement ini pulalah mendongkrak popularitas wine beberapa dasawarsa ini. Orang-orang sudah mengenal manfaat wine. Wine bukan barang langka lagi.

Budaya ngewine memang bukan budaya Indonesia, kalau boleh dibilang budaya Barat. Banyaknya orang-orang Indonesia yang telah belajar ke luar membawa budaya ngewine ke Indonesia. Termasuk Indra, ia mengenal wine sejak menimba ilmu di Austaralia.

Sekembalinya ke Indonesia, ia melihat peluang bisnis wine di Medan. Tiga tahun belakangan ini ia mengembangkannya. Sebuah gebrakan wine shop di Medan, Vintage Wine Shop yang berada di gedung Hotel Grand Angkasa, Medan. Selain itu ia juga menjadi distributor wine di Medan dan Indonesia. Di Medan saat ini, ada beberapa Horeka (hotel, restoran, dan kafe) yang menyediakan wine. Sebut saja, Vintage wine shop dan The Kitchen di The Aryaduta Hotel.

Bagi masyarakat Medan, memilih dan menikmati anggur, sebenarnya bukan perkara mudah. Masyarakat kita kebanyakan awam terhadap minuman ini. Setiap jenis wine yang sebenarnya memiliki rasa berbeda-beda, seringnya malah dianggap sama saja. Kalaupun semua rasa itu tidak dianggap sama, namun para pencoba minum anggur akan dibingungkan oleh jenis-jenis anggur yang beragam. Apakah itu berdasarkan jenisnya, merek, tahun pembuatan, ataupun tempat wine diproduksi.

Berbicara tetang wine paling baik dan paling enak juga membingungkan. Banyak yang mengatakan Perancis adalah negara penghasil wine terbaik, walaupun Australia juga pernah menyandang gelar itu pada tahun 2000, wine Genesis Chardonnay.
Indra punya tips tersendiri. Wine itu punya karakter masing-masing. Sesuaikanlah karakter rasanya dengan lidah Anda. “Kalau saya yang pas sama lidah dan selera saya saja,” saran Indra.

Memang minum wine bukan sekadar minum, memasukkan cairan ke dalam mulut. Glek… selesai! Ngewine adalah sebuah ritual. Itulah sebabnya para winers lebih suka menikmati wine bersama-sama ketimbang sendirian. Ini disebut social drink. Minum bersama-sama dalam sebuah ritual minum yang fantastis. Ada waktu berdiam diri, merenung, menikmati tiap tetes pada mulut, mengenalinya, the magic of wine. Kenikmatan dalam Ciuman, Mulut, dan Pejaman Mata. Cheers…

A Colour of Wine

Ada banyak jenis-jenis wine. Secara umum wine dikelompokkan ke dalam Red Wine, White Wine, Sparkling Wine, dan Sweet Wine. Red wine dapat dinikmati sesuai suhu ruangan sedangkan white wine biasa disajikan dingin.

Red Wine, dibuat dari anggur yang kulitnya tidak dikelupas sehingga rasanya lebih kelat dibanding white wine. Beberapa jenis anggur merah yang dikenal penikmat wine di Indonesia adalah merlot, cabernet sauvignon, syrah/shiraz, dan pinot noir. Syrah atau Shiraz nikmat di minum dengan steak, daging-dagingan, masakan hotplate atau rebus-rebusan. Merlot dapat di kategorikan untuk peminum wine pemula. Rasanya lembut dan dapat dinikmati dengan makanan apa saja. Cabernet sauvignon adalah salah satu jenis yang sangat popular di seluruh dunia. Sangat nikmat di minum dengan makanan jenis daging merah seperti roast beef ataupun medium rare steak. Pinot noir, dengan rasa menyegarkan dan beraroma buah-buahan, sangat nikmat di nikmati dengan makanan seperti grilled salmon, ayam ataupun kambing.

White Wine adalah wine yang dibuat dengan mengelupas kulit anggur. Beberapa jenis white wine yang terkenal di kalangan peminum wine di Indonesia adalah chardonnay, sauvignon blanc, semillon, riesling, dan chenin blanc.Chardonnay sangat beraroma buah-buahan. Chardonnay bisa menjadi jenis Sparkling yang sangat nikmat di minum dengan makanan seperti ayam dan ikan. Sauvignon Blanc, jenis ini berasal dari Bordeaux perancis. Rasa rempah-rempahnya yang khas dan hangat sangat tepat di nikmati dengan makanan seperti seafood, salad atau makanan pedas lainnya. Riesling, rasanya sangat kuat dengan buah-buahan seperti Apel dan peach, sangat tepat dinikmati dengan ayam, ikan atau daging-dangingan yang lainnya. Chenin Blanc sangat tepat dinikmati dengan daging-dagingan, seafood dan makanan lainnya yang pedas.

Sparkling Wine adalah wine yang mengandung soda. Sparkling Wine yang paling terkenal adalah Champagne dari Prancis. Hanya Sparkling Wine yang dibuat dari anggur yang tumbuh di desa Champagne dan diproduksi di desa Champagne yang boleh disebut dan diberi label Champagne.

Sweet Wine
adalah wine yang masih banyak mengandung gula sisa hasil fermentasi (residual sugar) sehingga membuat rasanya menjadi manis.

Tips Minum Wine

Wine memang keindahan. Jatuh cinta padanya adalah resiko. Resiko menikmati keindahan tersebut dengan kompleksitas indera Anda. Menikmati wine membutuhkan perhatian beberapa indera manusia. Dimulai dari mata, jatuh ke penciuman, dan mendarat di pengecapan. Nikmati lah wine dengan ketiga indera ini.
Nah, bagi Anda para penikmat wine, kami berikan tips menikmati wine. Selamat mencoba.

1. Swirl
Putar gelas perlahan. Putaran ini ini akan mengalirkan oksigen ke wine untuk menghasilkan aroma dan rasa terbaik. Amati, apabila wine terlihat kental dan berdensitas, artinya wine tersebut memiliki kadar alkohol cukup tinggi. Jika terlihat endapan, artinya wine tersebut sudah berumur.

2. Sniff
Mengendus, hirup aroma wine sesaat setelah dituang ke dalam gelas. Hirupan ini untuk mendapatkan impresi pertama. Setelah itu, coba bayangkan rasa apa yang muncul setelah meminumnya. Kemudian, untuk mendapatkan aroma lebih kuat, putarlah gelas perlahan (swirl) sambil sedikit menutup lubang gelas dengan tangan.

3. Slurp
Setelah satu tegukan, jangan langsung menelan wine! Aliri wine dengan udara, caranya buka mulut sedikit dan tarik udara masuk seperti bernafas. Harusnya Anda dapat merasakan aroma seperti yang Anda cium di langkah sebelumnya. Nikmatilah kompleksitas rasa yang ada. Adakah rasa yang dominan atau semua seimbang?

4. Swallow
Telanlah perlahan-lahan dan rasakan bagaimana rasanya wine tersebut melintasi tenggorakan. Pejamkan mata, ini akan sangat membantu Anda menikmatinya. Jika tengah merasakan berbagai macam wine, bukanlah hal yang tidak sopan untuk meludahkan wine tersebut.

FYI:
Wine termahal yang pernah dijual adalah 1787 Chateau Lafite, terjual di Christie’s London di bulan September 1985. Pembelinya adalah Malcolm Forbes, pendiri majalah Forbes. Wine ini adalah wine dari tempat penyimpanan Thomas Jefferson, mantan Presiden AS. Wine ini memiliki inisial Th.J etched into the glass bottle. Harganya US$ 160.000 atau berkisar Rp16 miliar. (Eka Rehulin/Dimuat di LuxoMagazine edisi 7)

Komentar

  1. a magid of wine eka visit my blog be in touch
    verrrrrrry nice
    http://meabed-egypt.blogspot.com

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer