Facebook: Musuh Baru Para Bos di Kantor

Ada satu fenomena yang menarik dicermati belakangan ini. Demam facebook. Setelah sebelumnya demam friendster melanda tanah air, kali demam facebook menderu lebih kencang. Reaksi yang ditimbulkan pun tak tanggung-tanggung. Bagi sebagian perusahaan, facebook dianggap sebagai sebuah ancaman produktivitas kerja. Akibatnya, tak sedikit perusahaan memblokir jaringan ini dan memfatwa haram facebook di kantor. Facebook menjadi musuh baru para bos di kantor.

Lucunya, tak sedikit karyawan ”keras kepala” yang rela bermain kucing-kucingan dengan para bos. Mencuri-curi waktu berselancar ria di jagad web facebook. ”Asal jangan sampai ketahuan ajalah, selebihnya aman,” kata Fitri, karyawan swasta yang di kantor tempatnya bekerja melarang akses facebook, friendster, dan berbagai jaringan sosial lainnya. ”Alasannya takut mengganggu produktivitas kerja karyawan,” kata Fitri lagi.

”Sebenarnya facebook itu menurutku bukan ancaman bagi dunia kerja, asal dimanage dengan baik. Malahan itu bisa jadi sarana pengembangan diri. Memperluas jaringan. Apalagi buat kantor pelayanan publik, media, event organiser, atau yang sejenisnya,” kata Denu, karyawan perusahaan kontraktor di Medan.

Ketakutan ini sebenarnya sangat beralasan. Facebook merupakan jaringan pertemanan yang paling populer saat ini. Facebook yang baru launch tahun 2004 ini memang bisa dikatakan fenomenal. Pertumbuhannya terbilang sangat pesat, menyentuh 135% per tahun. Walaupun di Indonesia, facebook masih kalah tenar dengan friendster. Padahal di luar Indonesia, facebook adalah situs pertemanan nomor satu alias situs paling populer. Rank Alexa saat ini menunjukkan posisi facebook menempati urutan 5, sedangkan saingannya, friendster, menempati posisi 44.
Tak dipungkiri, popularitas situs jejaring sosial Facebook mampu membius jutaan orang di dunia maya. Orang rela menghabiskan berjam-jam waktunya ber-facebook ria. Fenomena Facebook telah menjadi semacam kebutuhan bagi para anggotanya untuk menjadi media komunikasi paling efektif antar teman, keluarga, bahkan rekan bisnis.
Beberapa psikolog dari UCLA mencoba mencari tahu tentang motivasi pengguna internet untuk menjadi anggota situs jejaring sosial tersebut. Para psikolog itu berpendapat, para mahasiswa pengguna Facebook dan jaringan sejenis mencoba untuk menunjukkan identitas ‘aslinya’ kepada ratusan teman yang terhubung dengannya. Keinginan untuk memunculkan jati diri yang sebenarnya secara virtual juga memengaruhi perkembangan kehidupan nyata seorang anggota Facebook atau situs petemanan lainnya.
“Orang dapat menggunakan situs jejaring sosial dengan memposting gambar, atau teks sesuai dengan keinginannya sebagai bentuk ekspresi,” kata psikolog UCLA, Adriana Manago Seperti dilansir Big News Network. Menurut Manago, situs jejaring sosial membuat generasi muda mengekspresikan diri sesuai yang mereka inginkan sehingga dapat mempengaruhi perkembangannya.
“Dalam kehidupan sosial kita selalu menginginkan yang terbaik, dan situs jejaring sosial membawa kita ke dalam suatu level baru dimana kita bisa mengubah tampilan pada diri kita, mengubah wajah dengan Photoshop, dan mampu mengeksplorasi kehidupan kita secara virtual,” ujarnya.
Selain itu, Manago menambahkan, ekspresi yang ditunjukkan seorang anggota jelas memiliki penonton setia, yakni pengunjung situs jejaring sosial itu sendiri. Untuk itulah, anggota Facebook berusaha menampilkan sesuatu yang berbeda untuk mendapatkan komentar-komentar mengenai dirinya.
“Pengguna online tetap lebih banyak anak muda dibandingkan yang lebih tua dengan 75% 18-24 menggunakan jaringan ini, dibandingkan hanya 7% bagi yang sudah berumur di atas 65 tahun,” kata periset senior Pew Amanda Lenhart. “Dalam intinya, penggunaan jaringan sosial online masih menjadi fenomena bagi anak muda,” tambahnya.
Secara keseluruhan orang dewasa cenderung menggunakan jaringan sosial untuk alasan pribadi dan bukan urusan pekerjaan. Lenhart mengatakan hanya kurang dari sepertiga yang menggunakan jaringan sosial untuk urusan bisnis. Porsi paling besar adalah menggunakan jaringan sosial untuk berhubungan dengan sahabatnya. So, asal dimanage dengan baik, adakah facebook menjadi sebuah ancaman di kantor? (Eka Rehulin/ diterbitkan di Luxo Magazine edisi Maret 2009)



Kelebihan facebook :
1. Desain situsnya simple, clean, dan uncustomizeable, tidak seperti social network lain yang mengizinkan usernya meng-customize css yang malah membuat tampilan profile dengan warna yang menusuk mata sehingga isi website lebih seimbang.
2. Facebook Application. Menggandeng developer pihak ketiga untuk membuat applikasi merupakan ide brilian dan edan.
3. User facebook mengisi profile mereka dengan informasi yang tepat adanya, tidak seperti friendster yang berisikan profile - profile mencolok mata yang centil.
4. Privacy Settingnya memungkinkan penggunanya mengeset siapa yang diperbolehkan mengakses informasi di profile tersebut dan siapa yang tidak. Hal ini jugalah yang menyebabkan banyak public figure merasa nyaman memiliki account facebook dengan namanya sendiri.
5. Facebook Chat. Aplikasi yang tak dimiliki situs pertemanan lain. Chatting dengan kawan lama atau baru yang sedang online tanpa harus mengetahui account IM messangernya.
6. Sistem anti SPAM-nya. Captcha nya dengan efektif membuat spammer tidak berkutik disana. Dan masih banyak lagi, seperti groupnya, fitur video nya, photo taggingnya, people who may you know-nya yang sangat membantu menemukan teman lama, dan masih sangat banyak lagi.

Komentar

Postingan Populer