Suatu Malam Ketika Bulan Hampir Purnama
Sebut saja aku rapuh.
Terserah. Memang mungkin sedang demikian.Tak ada yang salah dengan sesekali menjadi rapuh kan? Sungguh aku tak meminta perlindungan. Sebab semesta akan bergerak dengan sendirinya. Memeluk erat dan menjaga rapat.
Langit terang benderang di luar. Dan aku duduk di bawah purnama yang hampir mendekati sempurna. Oh ya hari ini tanggal 15, tapi penanggalan masehi, bukan komariah atau hari bulan. Aku ingat, dia yang pernah kupanggil bapak dan akan tetap begitu, pernah bilang begini waktu aku SMU dulu, "Jangan lewatkan setiap tanggal 13-15 hari bulan. Itu masa ketika purnama sedang indahnya," katanya waktu itu. Kata sederhana yang diucapkan sambil lalu. Mungkin dia juga nggak ingat dia pernah bilang begitu. Tapi bagaimana bisa aku lupa. Dia lelaki yang pernah aku miliki dan paling aku sayangi. Tangan yang sejak kecil menjagaku, tangan yang menimang dan sesekali memukul saat nakalku. Tangan seorang pegawai negeri sipil biasa tapi begitu lembut mencintai anak-anaknya, meskipun pergi terlalu cepat. Ah, masa remaja.
Sekarang aku sendiri. Seperti biasa setiap bulannya, sejak saat itu, 2 SMU, tiap bulan aku menunggu purnama tiba. Melihat tanggal 13 hari bulan selalu menjadi kegiatan menyenangkan.
Sebut saja aku berlebihan, tapi begitulah. Itu seakan jadi rutinitas. Tiap bulan, aku menanti purnama tiba. Aku tak menunggu apapun. Tidak pada janji seorang satria untuk datang tiap purnama. itu hanya dongeng kan? Tapi aku suka dengan cahayanya yang pucat. Terangnya yang tak membuat silau.
Aku suka menikmati terangnya sendirian. Di tangga atau loteng belakang rumah. Terangnya tak menyiksa, menjaga rasa dari mata yang berkaca-kaca. Aku suka bercerita dengan bulan, menitipkan salam buat mereka yang tak kasat mata. Menitipkan rindu pada matahari, pada mereka yang kurindukan. Seolah ia bisa menyampaikannya dan seolah aku adalah titipan mars.
Malam ini, bulan hampir purnama, dan aku rindu dia yang telah pergi 10 tahun lalu. Dia yang kupanggil Bapak dan akan terus begitu. Ada cinta di hatiku. :) "Bulan yang hampir purnama, titipkan salam buat dia!"
Jangan sebut aku rapuh ya! Aku tak memohon.
Komentar
Posting Komentar